Selasa, 26 April 2011

Ciptakan Hunian Nyaman sesuai Iklim


Wujudkan rumah impian Anda (Foto: Google)
Wujudkan rumah impian Anda (Foto: Google)
SAAT merancang dan membangun rumah, memilih desain yang tepat saja tidaklah cukup. Diperlukan juga pola pengerjaan yang tepat agar cuaca yang tidak bersahabat bisa beradaptasi dengan rumah.


Desain yang bagus bukanlah satu-satunya ukuran sebuah rumah yang ideal. Masih banyak hal lain yang harus diperhatikan bila menginginkan sebuah hunian ideal. Selain desain yang diinginkan, faktor penting yang harus dipertimbangkan adalah lokasi. Penentuan lokasi menjadi penting, karena setiap daerah pasti memiliki kondisi iklim yang berbeda-beda.

Jika rumah yang berada di daerah Jakarta, sebaiknya bangun rumah yang tahan terhadap cuaca panas. Begitu pun sebaliknya jika rumah yang akan Anda bangun di kawasan Bogor atau Puncak, buatlah rumah yang tahan terhadap cuaca dingin. Namun, terkadang masyarakat Indonesia mengikuti konsep rumah yang berada di Barat, padahal iklimnya berbeda.

Menurut Arsitek Haris Prabawa, hampir semua orang menginginkan rumah idaman yang kuat dan sesuai dengan keinginan. Namun, terkadang yang sesuai keinginan tidak relevan dengan kenyataan. Misalnya dilihat dari tingkat kebutuhan terhadap bukaan. Mereka yang tinggalnya di luar negeri, biasanya konsep huniannya minim bukaan karena wilayahnya terdiri atas empat iklim. Mungkin untuk cuaca panas tidak berpengaruh, tapi jika turun salju, tentu dengan banyaknya bukaan malah membahayakan jiwa mereka. Berbeda dengan Indonesia yang beriklim tropis, menggunakan banyak bukaan tentu sangat bermanfaat bagi si penghuninya.

Padahal, menurut Haris, bila bicara kaidah hunian yang sesuai dengan iklim di Indonesia jarang sekali ada. Sejumlah orang cenderung mengikuti tren, seperti modern atau Western. Tak heran jika rumah-rumah di Jakarta lebih banyak menggunakan rumah berkonsep Barat yang memiliki biaya tinggi.

“Kita bisa saja mengikuti tren, tapi tetap harus disesuaikan dengan iklim karena saat ini memang kita butuh,” kata Haris. Caranya, Haris menyebutkan, jika Anda ingin membuat rumah di daerah panas, gunakanlah material yang berdaya serap panas. Lalu, perhatikan arah rumah.

Jika rumah Anda menghadap barat, janganlah terlalu banyak bukaan ke arah barat. Itu karena sinar matahari pada sore hari lebih panas daripada pagi hari dan tidak bermanfaat bagi tubuh. Begitu pun sebaliknya dengan timur. “Rancangan rumah yang baik itu jika menghadap utara atau selatan karena matahari berada di tengah-tengah, jadi tidak terlalu panas,” imbuhnya.

Yang kedua, perhatikan vegetasi. Paling tidak kita memiliki taman jika rumah kita luas buat 40 persen taman. Kalau halamannya kecil, buatlah tanaman-tanaman pot di dalam maupun di luar rumah. “Kita harus menyuburkan tanaman-tanaman pelindung seperti tanaman buah atau tanaman tropis yang sifatnya rindang dan dapat memberikan kesejukan,” tutur Haris.

Hal yang perlu diperhatikan juga adalah material. Sebaiknya gunakan bahan-bahan alam untuk pelapis dinding. Contohnya, Haris mengatakan, batu-batu alam. Karakter material yang merupakan bagian dari alam biasanya mempunyai sifat mendinginkan ruang dalam rumah sehingga tepat untuk rumah di wilayah yang cahaya panasnya tinggi. Begitu pun dengan lapisan dindingnya, sebaiknya gunakan warna cat yang dapat meredam panas dan tidak memantulkan sinar matahari, seperti putih dan abu-abu. Keempat, konstruksi rumah seperti penggunaan material atap dan bantalan udara. Gunakan material atap atau genteng seperti almunium voil.

Bantalan udara juga harus diperhatikan. Bantalan udara adalah rongga yang berfungsi untuk mengeluarkan panas dari samping. Biasanya bantalan udara berada di antara atap atas dan plafon.

Perhatikan juga tinggi plafon. Biasanya untuk rumah-rumah besar kerap menggunakan plafon tinggi supaya sirkulasi udara lebih lancar.

Sementara, rumah minimalis dianjurkan menggunakan plafon berukuran tiga meter, tetapi tetap harus diseimbangkan dengan dimensi rumah.

Untuk jenis material furnitur, sebaiknya gunakan furnitur atau aksesori yang dapat menyerap panas dan menyalurkan kesan dingin. “Sebenarnya penggunaan furnitur tidak terlalu berpengaruh, hanya saja furnitur termasuk faktor pendukung suatu rumah untuk memberikan kesan nyaman,” kata Haris.
(Koran SI/Koran SI/tty)


lalu bagaimanakah anda??????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar